Jumat, 09 Oktober 2015

Review Plastic Memories

Yap seperti biasa, karena lagi demen-demennya nonton anime romance, kali ini pun ane mau bahas salah satu anime romance yang rilis pada musim spring kemaren. Tau gak, katanya anime disebut-sebut sebagai salah satu anime paling sedih loh. Katanya sih..

Gak kerasa banget ya udah mau masuk musim Autumn/Fall aja, padahal kayanya baru kemaren deh nonton anime ini wkwkwk. Gak kaya musim summer kemaren, spring punya banyak anime keren layaknya Oregairu Season 2, Kekkai Sensen, Fate/Stay Night UBW dan anime lainnya. Mudah-mudahan anime Fall besok gak kalah keren sama anime spring XD


Oke saatnya balik ke review, anime ini bergenre Drama, Romance, dan Sci-Fi.
Yap Sci-Fi (Science Fiction), kalian gak salah denger kok :D

Ntah kapan terakhir kali saya  nonton anime bergenre Sci-Fi. Well harus diakui, Sci-Fi itu genre yang ngenah banget. Secara pribadi, saya sangat menyukai anime yang ada kaitannya dengan Sci-Fi, tapi jarang banget nonton/bacanya. Heran saya juga kenapa bisa gitu... (@__@) Well, yang jelas sangat refreshed rasanya bisa menikmati lagi sesuatu bergenre Sci-Fi lagi. Apalagi kali ini genre tersebut dikombinasikan dengan Romance, makin demen aja deh :D

Karena alesan ini lah saya tertarik dengan anime ini. Dari judul aja udah ketauan kan kalo anime ini banyak kaitannya dengan science.

Sinopsis:

Era teknologi membawa manusia pada penemuan luar biasa: Giftia, sejenis android yang mampu berkomunikasi dan memiliki perasaan sama persis seperti manusia pada umumnya. Menjadi asisten, teman, hingga orang yang disayangi dapat dilakukan oleh Giftia. SAI Corporation, itulah perusahaan yang bertanggung jawab atas penemuannya.

Satu kekurangan, suatu Giftia hanya punya waktu hidup sepanjang 81.920 jam sebelum akhirnya mengalami degradasi data dan ingatan, serta berpotensi mengamuk dan melakukan kerusakan. Anak perusahaan SAI Corporation bernama Terminal Service pun dibentuk untuk tujuan penanganan.

Anime ini berkisah tentang Mizugaki Tsukasa, seorang pekerja baru di Terminal Service yang harus berpasangan dengan Isla, salah satu Giftia untuk mengambil kembali para Giftia yang akan memasuki masa kadaluwarsa. 

Kebelet boker ya mbak Isla? awkakwakakwo

Review:

Akhirnya, setelah lama nggak menemukan anime yang layak review, yang ini bolehlah (tenang, masih ada yang ngantri kok). Dan percaya atau nggak, satu hal yang membuat saya tertarik dengan anime ini sebelum genrenya adalah judulnya.

Memori no.1 - Judul!

Serius Duarius Tigarius. Judulnya menarik banget! Buat saya pribadi, frasa "Plastic Memories" ini sukses dalam 3 hal.

Pertama, singkat. Nggak tau lagi berapa banyak anime yang bikin males diikutin karena baca judulnya aja udah bikin lidah kegigit. (=__=)"

Kedua, inkorporasi genre. Maksud saya, judulnya sukses menunjukkan kalo anime ini bergenre science fiction dalam sekejap mata.

Ketiga, maknanya dalem. BANGET. Kata "plastik" berhasil menggambarkan rentannya Giftia dalam hal fisik maupun mental. Nggak seabadi berlian yang mahal, namun kegunaannya dalam kehidupan nggak bisa disangkal. Ditambah kata "memori", judul sudah mendeskripsikan inti dari anime ini secara total. 

Sekarang kebelet opo lagi toh mbak e?

Memori no.2 - Karakter!

Ternyata wibu-wibu diluar sana gak asal ngomong. Setuju banget saya kalo banyak yang bilang anime ini adalah penerusnya Shigatsu wa Kimi no Uso sebagai Anime Romance yang Bisa Menguras Air Mata. Saya bener-bener angkat topi untuk couple Tsukasa-Isla. Salah satu pasangan paling sweet yang pernah saya liat~ :3. Kepribadian keduanya amat sangat cocok, chemistry keduanya kenceng banget. Walhasil, interaksi keduanya pun selalu membawa saya pada momen-momen yang menggugah. Setiap momen bahagia mereka sukses bikin saya senyum-senyum (ngerti lah wibu kaya gimana XD) sendiri karena rasanya manis anget-anget gitu. Analoginya kayak disambitminum teh manis anget lah. #plak#apabangetdeh

Nggak cuma itu. Cara anime ini memproses hubungan dari awal hingga akhir anime, rasanya bener-bener puas. Yup,development keduanya luar biasa patut untuk diacungi empat jempol. Digempur kesulitan di sana-sini bukan membuat mereka hancur berantakan, tapi malah makin mantep hingga akhir... akhir... akhir--- AAAAAAAAAAAAHHHH!! (sori heboh, soalnya ntar spoiler :P). Yang jelas romantis banget deh mereka berdua.

Gak percaya? Coba tonton anime romance ini secepatnya! Tenang aja, Plastic Memories itu Anime Romance bebas NTR kok XD

Nggak bisa deskripsiin panjang-panjang, yang jelas hubungan keduanyalah yang membuat anime ini amat sangat layak untuk dinikmati hingga tuntas. Plus pace yang optimal, aliran storyline jadi terasa asoy geboyyy~ d(≧∀≦)

Mereka doang? Jelas nggak!

Secara pribadi saya juga suka sama Michiru dan Zack. Michiru untuk perannya sebagai support (dan kadang sasaran diisengin XD) yang terasa romantik-klasik tapi mencengkram kuat, dan Zack sebagai pembawa kebahlulan di beberapa scene dalam anime. Keduanya sukses membawa kelezatan yang lebih buat Plastic Memories.

Memori no.3 - Seiyuu!

Ketangguhan Amamiya Sora (Fujimiya Kaori, Akame) dalam berbicara dengan suara halus-halus lembut kembali menggebrak. Saya yang dengerin ngerasa suaranya itu nge-blend sempurna dengan postur dan perawakan Isla. Our main female protagonist pun terasa lebih hidup dengan suara demikian.

Cuma satu? NO!

Akasaki Chinatsu (Nibutani Shinka, Harusaki Chiwa) sukses menemani Amamiya Sora sebagai duetseiyuu terbaik di anime ini dalam mengisi suara Michiru. Karakternya sebagai classical tsundere dan reaksinya di banyak scene menambah daya setrum ketika dialog berjalan, berhasil mengundang nyengir dan tawa saya setiap kali kebahlulan terjadi... wakwkawkakw XD~ 

Jiiiir~ Ngakak mulu liat tingkah Michiru

Memori no.4 - Pesan moral!

Faktor inilah yang buat saya menjadi titik nendang PlaMemo. Ketiga hal di atas bener-bener terasa lengkap dengan adanya sesuatu yang mendalam.

Oke, saya mau ajak anda semua merenung sejenak. Saya mulai dengan satu pertanyaan.

Bagaimana rasanya kalo anda hanya diberi waktu hidup yang rentangnya pasti?

Tema ini mungkin udah pernah dipakai di beberapa anime/film/novel sebelum PlaMemo. Tapi saya tetep suka banget topik tentang ini.

Sebagai manusia, nggak ada yang tahu umur definitif masing-masing. Ada yang belum sempet liat dunia udah diaborsi. Ada yang masih 8 tahun udah dibunuh. Ada yang karena darah masa mudanya bergejolak, tewas tabrakan gara-gara trek-trekan. Baru punya anak, udah dipanggil Tuhan. Terkenal sesaat, nyawanya lenyap. Nggak sedikit yang bunuh diri karena stress di berbagai tingkatan usia. Tapi jangan lupa, ada yang umurnya seabad lebih. Juga ada yang nggak mati-mati meski ikut berperang di Perang Dunia I dan II. Bahkan ada yang tetep hidup setelah 2 kali bom atom jatuh 3 kilometer dari tempatnya berada!

Sekarang ambil posisi sebagai Giftia. Cuma diberi 81.920 jam untuk hidup, lalu 'dieksekusi' karena berpotensi merusak. Kira-kira apa yang akan manusia lakukan dalam rentang hidup sependek itu (kira-kira 9 tahunan)? Anggeplah udah punya tubuh sempurna sebelum timer 81.920 jam itu berjalan. Masih mau males-malesan? Masih mau nyoba hal yang aneh-aneh? Masih mau nanggepin permasalahan yang nggak penting?

Seperti kata saya tadi, manusia memang nggak punya umur definitif. TAPI suatu hari pasti mati.

Kita ini cuma 'Giftia' yang umurnya lebih panjang.

Jadi, kenapa manusia nggak hidup sepenuh hati, padahal hidupnya juga terbatas? Justru adalah satu keuntungan nggak tahu angka pasti kapan mati, karena pikiran nggak terpenjara sehingga akan lebih banyak hal-hal berguna yang bisa dilakukan. Kalo satu Giftia bisa menjadi seseorang yang dibutuhkan hanya dalam rentang waktu segitu, apalagi manusia. Seharusnya BISA banget menjalani hidup lebih maksimal, lebih berguna, dan lebih berarti buat orang lain.

IMO, itulah yang ingin disampaikan oleh anime ini. Bukan soal galau cinta-cintaan, tetapi tentang esensi hidup itu sendiri. :) 

Gyaaaaa Sok Sweet banget si neng XD

Visual! Nggak bisa saya bilang spesial banget, tapi juga nggak bisa saya bilang jelek. Yang jelas desain karakternya saya suka, plus seragam kantor untuk cewek begitu indah dipandang~ :3

Musik! I love the opening theme! Ring of Fortune dari Sasaki Eri sukses bercokol di playlist saya dan jadi lagu yang dinyanyikan sehari-hari. Asayaka no Starmine dari Imai Asami juga bagus, worth lah untuk didengerin.

NB: Ada satu lagi yang menarik. Coba perhatiin video klip opening-nya, kira-kira 6-7 detik terakhir. Ekspresi Isla selalu berubah setiap episode.

Anime sempurna 10/10 itu amat sangat susah ditemui. PlaMemo pun bukan termasuk dalam kategori tersebut, masih ada kelemahan. 

Kelemahan!? Bosen hidup ya loe!!

Buat saya pribadi hanya ada satu kelemahan di anime ini. Memang cuma satu, TAPI fatalnya bukan main. Bisa tebak?

Betul. Kelemahannya ada di...

SISTEM.

Underlying principle, basic theory, logical basis, atau apalah terserah anda mau menyebutnya dengan istilah apa. Yang jelas ada satu hal mendasar pada sistem yang bener-bener bikin nilainya anjlok. Belum bisa paham apa yang salah di anime ini? Coba baca lagi sinopsis dengan amat sangat teliti.

"Satu kekurangan, suatu Giftia hanya punya waktu hidup sepanjang 81.920 jam sebelum akhirnya mengalami degradasi data dan ingatan, serta berpotensi mengamuk dan melakukan kerusakan."

Perusahaan SETOLOL APA yang ngeluarin defective product semacem Giftia ini?! Masih bisa berserk, eh dilepas ke pasaran. Nggak pake dipasang limiter biar nggak ngamuk. Udah gitu nggak diapa-apain sama pemerintah pula. Padahal ini menyangkut keselamatan masyarakat sipil! Sorry to say, ini science fiction. Sesinting-sintingnya SF dengan prinsip what-if, yang ini kayak nggak dipikir baik-baik. Keseluruhan drama di anime ini pun berdiri rapuh di atas fondasi kesalahan logika. Analoginya kayak bikin rumah dari kayu lapuk tapi dicat seindah mungkin. Secara kasatmata memang cantik, tapi begitu dicolek dikit... roboh sudah.

Apa lagi masalah yang ditimbulkan dari sistem yang ngaco?

===SPOILER ALERT===

Di anime, suatu Giftia yang sukses diambil kembali sama Terminal Service akan dihapus ingatannya, untuk kemudian di-install operating system yang baru jika tubuh si Giftia masih memungkinkan untuk di-install ulang. Otomatis, segala kenangannya selama 9 tahun lebih bakal hilang. Sama lah kayak kita format hard disk komputer karena mau ganti total dengan OS baru.

Udah *klik* tentang apa yang aneh lagi?

There is no data backup. NO BACKUP! Nggak ada backup buat data ingatan! Ini bener-bener konyol. Sebagai makhluk berbasis A.I., setiap ingatan seharusnya disimpan dalam memori internal dalam bentuk data digital. Apakah nggak bisa ingatannya itu ditransfer ke perangkat khusus terlebih dulu, format Giftianya, lalu transfer lagi ingatan tersebut ke tubuh si Giftia? Alasan "data sebelumnya mungkin nggak kompatibel" nggak relevan karena tubuh si Giftia tetep sama, nggak diutak-atik hardware-nya.

Bayangin kalo PC/laptop/smartphone anda kayak begitu. Masih mau pake? Saya sih ogah.

Masih ada lagi efek sistem yang kayak begini. Apakah itu?

Ending bisa ditebak dengan akurasi 99%! Umur Giftia yang terbatas udah memberi bayangan bagi saya kalo nanti bakal sad ending. Diperkuat dengan Tsukasa yang akhirnya tahu kalo Isla udah di ujung hayat. Apalagi nggak ada informasi tambahan di sepanjang anime yang memungkinkan ingatan Isla untuk diselamatkan. Tapi okelah. Saya sendiri tetep menunggu-nunggu sad ending yang udah diperkirakan itu, toh saya juga sukasad ending (AnoHana juga begini, nggak sulit ketebak, tapi tetep aja air mata saya amburadul pas eps terakhirnya - eksekusi ceritanya level sorga).

Here comes the problem. Di episode 1, saya udah ditunjukkan "ritual pasang cincin". Saya sebagai orang yang seneng berspekulasi dan berekstrapolasi tentang storyline sedari awal, jelas langsung curiga. Isla udah hampir expired. Tsukasa adalah partnernya Isla. Ditambah judul opening theme, kayak ada bohlam yang nongol di kepala saya, menebak kalo Tsukasalah yang akan jadi eksekutor buat Isla. Seandainya hal ini bisa "disembunyikan" secara baik sama para stafnya sehingga nggak bisa dikira-kira sama sekali, mungkin saya udah nangis ke mana-mana. DAN... kelemahan pada bagian sistem nggak terlalu bikin anjlok.

===SPOILER END=== 

Sadis amat kekurangannya :'(

Sayang banget, padahal eksekusi ending udah cantik. Namun kesalahan dalam sistem kayak overshadowing hal tersebut, bahkan air mata nggak sampe netes. Padahal saya ini cukup sensitif dan nggak susah buat netesin air mata kalo nonton.

Tapi mungkin itu buat saya aja sih, nggak tau kalo anda sekalian. Jadi, untuk menikmati anime ini secara maksimal, saya sarankan jangan banyak berlogika. Ntar kayak saya jadinya. XP~

---------------

Rating:

8.1/10 (B rank) buat Plastic Memories karena character-driven plot yang dikemas secara cantik, ending yang cukup memukau, serta esensi hidup yang bisa dipelajari dari dalamnya. Juga untuk dukungan seiyuu dan judul yang eyecatching. Hikari wo... atsumete... :)

Direkomendasikan bagi para penyuka anime romance dengan drama berskala ringan. :D

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar