Rabu, 16 September 2015

Review Barakamon

Yap lagi demen-demennya sama Slice of Life - Comedy nih.
Kalo sebelumnya Sakurasou no Pet na Kanojo, sekarang gilirannya Barakamon. Anime ini rilis pada musim summer 2014, di musim yang sama dengan anime Sword Art Online 2, Gekkan Shoujo Nozaki-kun, Zankyou no Terror, Tokyo Ghoul, Free!: Eternal Summer, Ao Haru Ride, Akame ga Kill, Aldnoah.Zero dan anime lainnya.

Sinopsis : Handa Seishuu (selanjutnya akan saya sebut sensei), seorang penulis kaligrafi Jepang profesional berusia 23 tahun, meninju seorang pengamat seni pada sebuah pameran hanya karena mengritik karyanya "terlalu mirip dengan yang ada di buku". Atas saran ayahnya, diapun pergi menyingkir dan menenangkan diri ke kepulauan Gotou (tepatnya pulau Fukue), lepas pantai barat pulau Kyushu. Di tempat itulah dirinya belajar beradaptasi, menemukan hal-hal baru, dan berinteraksi dengan penduduk desa setempat, sekaligus mencari inspirasi untuk karya barunya.


Seems boring, huh?
"Kampung lagi, kampung lagi, SoL lagi, SoL lagi. Jangan-jangan bakal banyak loli---"
Nggak banyak, tapi ada.

Tapi yakinlah dengan kata-kata saya: Saya sedang me-review salah satu anime terbaik musim summer 2014 silam. Dijamin kalian gak bakal nyesel :D

Tentu pernyataan itu saya tulis bukan tanpa alasan. Well, langsung aja ke hal-hal jebret di anime ini!

Coretan jebret pertama - Gokil!

Tiga kata yang bisa mendeskripsikan anime ini jika dilihat dari unsur comedy didalamnya : terus, fokus, maknyus.

Terus - Tidak ada satupun episode yang lepas dari lawakan. Kualitas comedy-nya nggak turun (malah saya rasa meningkat) dari episode 1 sampe tamat! Saya pun sukses dibikin terpingkal di tiap episodenya.

Fokus - Semua hal bahlul di sini berasal dari apa yang ada dalam anime dan nggak menyimpang ke hal-hal lain. Minim parodi (yang justru bisa berubah nggak lucu kalo penontonnya nggak ngerti) dan nggak ada breaking the fourth wall. Semua berkisar tentang kegeblekan sensei dan orang-orang lain di sekitarnya.

Maknyus - 99% lawakan yang ada nggak garing! Setiap episode punya hal-hal lucunya tersendiri, nggak repetitif. It was so refreshing! Intinya, kalo nggak ngakak: K.E.T.E.R.L.A.L.U.A.N.!! XD~

Ketiga alasan itulah yang membuat Barakamon menjadi salah satu Anime Comedy Paling Lucu di Tahun 2014. Gak kalah deh sama anime-anime comedy tahun sebelumnya macem Chuunibyou Demo Koi ga Shitai! ataupun Hataraku Maou-sama!

Coretan jebret kedua - Bersih!

Yup, tidak ada yang namanya buka-bukaan mesum di sini. Nggak ada ngintip-ngintipan, nggak ada "nggak sengaja kepegang". Bersih dan, IMO, cocok ditonton segala kalangan karena adanya faktor ini. Surprisingly enough, bahkan di episode berlatar pantai (yang sering jadi objek fanservice di anime-anime) pun, nggak ada satupun karakter yang pake bikini. Saya baru liat 2 anime yang begini: Barakamon sama Isshuukan Friends.

Coretan jebret ketiga - Development!

Mirip-mirip anime sebelah, development menjadi hal yang sukses menarik perhatian saya. Memang nggak seperti anime sebelah, di mana semua karakternya dapet jatah. Tapi! Di sini saya mendapati perubahan besar dalam diri sensei.

Hebatnya semua itu bukan dibentuk oleh drama lebay (yang saya yakini jarang banget dialami orang normal), tetapi lewat interaksi-interaksi sederhana dan terkadang melalui hal-hal yang spontan nggak terduga di kampung tersebut. Plus, segalanya terasa begitu natural (nggak ada yang terkesan dipaksain demi development) sehingga saya yakin, siapapun bisa ikut merasakan perkembangan yang terjadi di anime ini secara santai. Nggak jarang pula hal-hal tersebut terasa anget-anget nyep nyess (#plak) dan membuat saya tersenyum bahagia, adem di dada :D (bukan ngakak sampe lempar laptop XD) 


Coretan jebret keempat - Karakter!

Yang dapet development nonjok memang cuma sensei, tapi bukan berarti yang lainnya jelek karena sedikit/nggak nampak perkembangannya. Justru karakter-karakter pendukungnyalah yang membuat Barakamon begitu berwarna.

Mulai dari penduduk kampung yang terasa "aneh" buat sensei pada awalnya (maklum, sensei kan orang kota XD), bocah-bocah somplak yang doyan ngerjain sensei, Hina yang meski cengeng tapi nggak selalu ditampilin nangis, trio Hiroshi-Miwa-Tama pelengkap penderita sensei yang memang udah terhina, dan tentu for our co-star of the show, Naru, yang absolutely success membuat sensei pusing tapi tetep sayang. Semuanya digambarkan nggak sampe taraf annoying. Pas banget agar cerita berjalan sempurna!

Coretan jebret kelima - Seiyuu!

Seriously, Ono Daisuke sukses 100% menjadi pengisi suara sensei! Well, harus saya akui dia memang pengisi suara yang sangat profesional. Suara serius dan gebleknya bener-bener pas dan tepat guna. Belum lagi kalo ngeliat track record-nya, di mana pengalamannya memang sudah segudang.

Tapi yang bikin saya lebih tercengang adalah pengisi suara 2 karakter ini: Kotoishi Naru dan Kubota Hina. Suara keduanya diisi oleh anak-anak betulan (Hara Suzuko dan Endou Rina)! Untuk Hina, oke saya nggak bisa ngomong banyak karena screentime karakternya yang sedikit. Tapi untuk Naru... saya harus tepuk tangan dan angkat topi. Her voice is absolutely perfect untuk karakter bocah semprul yang selalu cheerful. Bener-bener pro!


The grand finishing stroke - Meaningful!

Nggak cuma konyol, Barakamon sukses menjadi anime yang nggak sekedar nol. Interaksi dan development yang disuguhkan selalu membawakan pesan-pesan moral. Bukan cuma buat si sensei, tapi juga buat penontonnya. Bahkan nggak hanya satu dua hal, tetapi cukup banyak yang bisa dipetik dan selalu sukses dibawakan dengan cara yang tidak membosankan. Setelah otak dilegakan, sesuatu yang berbobot pun bisa didapat tanpa harus mikir sampe penat. :D

Hal inilah yang membedakan Barakamon dengan anime kampung yang satunya lagi, sekaligus membawanya pada skor yang lebih tinggi di mata saya. Jujur, Barakamon adalah anime pertama yang pernah saya tonton yang punya kapabilitas seperti ini. Sebelumnya, saya nggak pernah bisa mendapatkan apa-apa (selain ngakak nggak pake otak) pada anime-anime comedy. Kalopun saya sukses mendapatkan pesan moral di suatu anime, nggak ada yang kadar tololnya nggak karuan kayak anime ini.

Animasi! Pretty good, saya nggak punya komplain apapun untuk itu. Desain karakternya juga oke, sangat mendukung untuk suasana kampung.

Musik! Meski saya masih prefer opening theme-nya Gekkan Shoujo Nozaki-kun sebagai Anime OST of the Season, tapi Rashisa dari Super Beaver (OP) dan Innocence dari NoisyCell (ED) juga cukup asik untuk didengarkan. And with those beautiful video clips... *cries internally*. Wajar kalo ane masukan Opening Theme-nya kedalam 20 OST Anime Terbaik di Musim Summer 2014. BGM yang diperdengarkan untuk waktu-waktu khusus pun indah~ :3 Recommended!


Tadi sudah saya katakan kalau Barakamon hanya tipis di atas anime sebelah. Artinya, anime ini pun masih punya kelemahan yang menjauhkannya dari nilai 10.

Pertama, sometimes saya ngerasa aneh. Penyebabnya adalah paduan kelebihan pertama dan ketiga, yaitu lawakan yang tiba-tiba dihajar heartwarming event dan kadang dihantam lawakan lagi. Saya berasa orang gila yang udah ngakak, terus "d'aaaawww", terus ngakak lagi... (=__=)"

Kedua, sesuatu yang off. Memang sepele, bahkan mungkin sebagian besar dari Anda akan melewatkan saja hal ini. Tapi... di satu episode, anime ini malah bikin otak saya tergelitik hingga penasaran. Untuk yang udah nonton, Anda bisa tebak? Ya, soal ke mana orang tua Naru yang nggak jelas di mana keberadaannya (silakan di-highlight kalo mau tau). Perlu saya beritahu kalo saya SELALU terpancing untuk fokus berpikir ke hal-hal yang tidak diceritakan, apalagi kalo sempat dibahas oleh karakter utamanya. PADAHAL, menurut saya, tujuan anime ini adalah untuk relaksasi-bonus-pesan-moral-tanpa-harus-capek-mikir. Seandainya kelemahan yang ini nggak ada... saya berani tambah skor 0.5 lagi untuk Barakamon.

Rating:

9.3/10 (A+ rank) buat Barakamon untuk kekonyolannya, paket karakter dan development yang nendang, dukungan seiyuu profesional, plus sanggup memberikan sesuatu bagi penontonnya. Juga karena tergolong bersih dari yang anu-anu.

Direkomendasikan bagi para pecinta anime yang membutuhkan dosis comedy segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar