Sabtu, 19 September 2015

Review Gun Gale Online

Setelah sebelumnya mereview Anime Kyoukai no Kanata, kali ini ane akan mereview salah satu anime dari Kumpulan Anime Action Terbaik lainnya, yaitu Sword Art Online Season 2. Layaknya Barakamon, anime ini muncul pada musim 2014 silam. SAO 2 diadaptasi dari Light Novel karangan Reki Kawahara dan diproduksi oleh studio A-1. Untuk kali ini, volume ke 5 & 6 dari novel Sword Art Online terbitan Dengeki Bunko ini dipilih untuk diadaptasi menjadi seri anime. Disutradarai oleh Tomohiko Itou yang pernah berpartisipasi dalam pengerjaan seri AnoHana, seri Sword Art Online II tayang dengan durasi 23 menit per episode dengan jumlah 24 episode.

Seri anime ini ber-genre action dengan game virtual sebagai latar belakangnya. Game GGO yang penuh dengan action saling tembak-menembak menjadikan seri anime ini terkesan memiliki unsur warfare. Suasana tembak-menembak pun semakin ditunjang dengan lagu pembuka berjudul Ignite yang dibawakan oleh Aoi Eir.


Menuju Dunia Penuh Peluru : Gun Gale Online
Kisah pada episode 1 – 14 dari Sword Art Online II mengisahkan arc Phantom Bullet, dengan latar waktu 2 tahun setelah game Sword Art Online berhasil diselesaikan. Pada arc ini, Kirigaya Kazuto, mendapat panggilan tugas dari pihak pemerintah. Kikuoka Seijirou, salah satu staf Kementerian Komunikasi Jepang meminta bantuan kepada Kirito untuk menyelidiki kasus pembunuhan misterius yang terjadi dalam sebuah game VRMMO bernama Gun Gale Online (GGO).

Menurut pemaparan Kikuoka, pihak berwajib menemukan dua orang yang ditemukan tewas dengan posisi terbaring diatas tempat tidur dalam kamarnya sambil mengenakan perangkat Amusphere. Amusphere merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan Full Dive ke dalam dunia virtual. Penyelidikan lebih lanjut menemukan fakta bahwa perangkat Amusphere yang dikenakan oleh kedua korban sedang menjalankan game GGO.


Terror Death Gun
Di sisi lain, di dalam game GGO, terdapat rumor mengenai karakter yang bernama Death Gun. Suatu hari, server GGO sedang menyiarkan tayangan MMO Stream dengan mengadakan wawancara terhadap pemain terkuat di GGO server Jepang, yakni Zexceed dan Yamikaze.

Namun ditengah wawancara yang dilakukan Zexceed, tiba-tiba karakter Zexceed terputus dari game. Sesaat sebelum terputus ia sempat menunjukkan raut muka kesakitan. Sesaat sebelum Zexceed terputus dari game, sebuah avatar karakter yang mengenakan jubah hitam mengacungkan pistol ke arah layar digital yang sedang menayangkan sosok Zexceed. Peluru pun melesat dari senapan bertipe Handgun yang dipegang oleh karakter tersebut. 


Sesaat setelah melakukan tindakan tersebut, Zexceed pun terputus dari game, beberapa hari kemudian ditemukan sosok pemain karakter Zexceed tersebut terbaring tak bernyawa di dalam kamarnya. Ultimatum pun diucapkan oleh karakter penembak misterius tersebut. Nama Death Gun pun mulai menjadi rumor di dalam GGO.

Merasa ragu akan kemampuan membunuh pemain dari dalam game, Kirito pun masuk ke dalam dunia game GGO. Bersama dengan Sinon, karakter wanita yang ia temui dalam GGO, Kirito berusaha mengungkap misteri Death Gun dengan turut serta dalam turnamen Bullets of Bullets (BoB) demi mencegah jatuhnya korban lain.

Pembawaan Alur Cerita yang Inkonsisten
Alur cerita dalam seri anime Sword Art Online II berjalan dengan ritme yang kurang seragam. Pada 3 episode awal, cerita dibawakan dengan alur yang cukup nyaman untuk ditonton. Namun pada bagian pertengahan, mulai episode 5, alur cerita mulai berjalan dengan cepat. Episode 7 seri Sword Art Online II berlangsung dengan sangat cepat jika dibandingkan alur pada episode lainnya. 


Di bagian akhir penayangan arc Phantom Bullet, pada episode 13 & 14 alur cerita mulai kembali mengalir dengan normal, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Beberapa inkonsistensi dalam hal pembawaan alur cerita yang disajikan seri anime ini pada beberapa bagian cukup terkesan sedikit mengganggu.

Selain dari alur cerita yang berjalan inkonsisten, kisah yang dibawakan juga cukup monoton karena hanya berfokus kepada pengungkapan misteri Death Gun saja. Monoton nya kisah yang disuguhkan semakin didukung dengan cerita yang hanya berfokus kepada Kirito, Sinon, dan Death Gun saja.

Antara Sinon sang Sniper dan Kirito sang Swordsman.
Terlepas dari cerita yang monoton dan alur nya yang inkonsisten, seri Sword Art Online II menyajikan perkembangan karakter yang cukup menarik. Dalam kisah Phantom Bullet ini, Kirigaya Kazuto melakukan transfer karakter untuk memainkan game GGO. Dan dalam GGO, Kirito mendapatkan sosok avatar bertubuh agak kecil dengan rambut panjang lengkap dengan wajah yang mirip karakter perempuan. Alhasil pada bagian awal disaat Kirito mencoba membiasakan diri dalam dunia GGO, ia harus berpura-pura menjadi karakter wanita.

Sosok avatar Kirito yang memiliki pesona karakter perempuan pun sempat membuat beberapa pemain lain tertipu. Salah satu nya Sinon yang sejak pertama bertemu Kirito mengira bahwa ia adalah karakter perempuan. Begitu juga dengan beberapa pemain pria yang menyemangati Kirito saat ia ingin menghadapi babak penyisihan BoB.

Tak hanya sosok Kirito yang terlihat mirip perempuan, satu hal yang cukup menarik dari Kirito adalah keputusannya untuk tetap menggunakan senjata berupa pedang meskipun dalam game yang penuh action tembak menembak. Namun pemilihan penggunaan pedang ini menjadikan sosok Kirito semakin terkesan overpowered karena kemampuannya untuk menebas peluru yang ditembakkan musuh hanya dengan pedang.


Selain sosok Kirito, karakter lain yang perkembangan nya cukup menarik dalam Sword Art Online II adalah Sinon. Karakter Sinon merupakan pemain GGO dengan keahlian sebagai seorang Sniper. Ultima Ratio PGM Hecate-II menjadi teman Sinon dalam menghadapi setiap musuh yang ia temui.

Terkenal sebagai Sniper yang tidak pernah meleset membidik mangsanya, Sinon ternyata memiliki sisi lain dalam dirinya. Asada Shino, siswi SMA pemilik karakter Sinon memiliki phobia terhadap senjata api. Biasanya Shino akan langsung pusing, bahkan muntah jika ia berhadapan dengan senjata api di hadapan matanya. Phobia tersebut terjadi karena sesuatu di masa lalunya.

5 tahun lalu, saat Shino dan ibunya sedang pergi ke kantor pos, tiba-tiba seorang perampok masuk ke dalam kantor pos tersebut. Senjata api pun dikeluarkan oleh sang perampok tersebut untuk mengancam petugas kantor pos jika menolak untuk menuruti perkataan sang perampok.

Merasa terancam Shino pun segera menghampiri sang perampok. Ia segera menggigit tangan si perampok tersebut hingga senapan api yang semula digenggam oleh sang perampok terpental jatuh. Tidak hanya pistol yang terpental, Shino juga turut terpental karena terbanting oleh sang perampok. Dengan sigap Shino pun mengambil sepucuk pistol yang ada di hadapannya dan menembakkan peluru ke arah kepala dan dada sang perampok tersebut hingga tewas.

Akibat kejadian itu, Shino pun merasa bersalah karena ia telah membunuh seseorang. Teman-teman sekolahnya pun mulai mem-bully Shino dengan sebutan pembunuh. Hal tersebut terus berlanjut hingga SMA, oleh karena itu Shino merasa memiliki trauma tersendiri terhadap senjata api. Bermain GGO pun dipilih dengan harapan ia dapat mengatasi trauma tersebut. 


Pertarungan Antar Peluru.
Selang dua tahun sejak penayangan Sword Art Online musim pertamanya, A-1 Pictures menyajikan beberapa penambahan di sisi animasi. Penggunaan efek 3D CG banyak terlihat dalam beberapa adegan.

Berbagai macam adegan pertempuran yang ditampilkan juga cukup memuaskan. Karena mengambil latar di dunia game tembak-menembak, tidak jarang terjadi adegan pertempuran jarak jauh dengan menggunakan senjata api. Berbagai senapan yang muncul juga digambarkan dengan cukup detail.

Selain ditopang oleh detail senapan, dan efek 3D, adegan pertempuran di Sword Art Online II juga semakin terasa dengan penggunaan teknik slow motion dalam beberapa adegan.

Namun dari sisi pewarnaan dan desain karakter yang ditampilkan terlihat cukup standar dan biasa saja. Masih belum ada banyak perubahan dalam segi desain karakter dan juga pewarnaan jika dibandingkan dengan musim pertamanya. 


Kesimpulan.
Sword Art Online II menyajikan sesuatu yang berbeda dari musim pertamanya. Di kala musim pertama menyuguhkan action berlatar game online yang dipenuhi pedang dan kisah fantasi ala RPG, musim kedua menampilkan action tembak-menembak dalam setting dunia yang cukup futuristik. Suara senapan dan peluru yang ditembakkan menjadi sajian utama dalam kisah Phantom Bullet ini. Pembawaan alur cerita yang tidak konsisten menjadikan pengembangan terkesan terlalu monoton. Cerita yang ditampilkan hanya menitik beratkan kepada upaya pengungkapan sosok Death Gun, bagian masa lalu Sinon dan trauma nya akan senjata api kurang mendapat porsi dalam adaptasi anime nya.

Action scene dalam 14 episode ini pun ditampilkan cukup apik dengan efek CG. Namun sayangnya musik latar yang seharusnya dapat menambah susasana action dalam seri anime ini disajikan dengan biasa, hampir semua musik latarnya merupakan musik latar yang digunakan pada musim pertamanya tahun 2012 lalu.

Akhir kata, arc Phantom Bullet dalam seri anime Sword Art Online II cocok ditonton bagi anda yang menggemari action tembak-menembak, penggemar seri Sword Art Online, maupun penggemar karakter trap. Dan telah dikonfirmasi oleh pihak staf bahwa selepas arc Phantom Bullet, Sword Art Online II akan menyuguhkan kisah dari arc Calibur dan Mother’s Rosario.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar